Persona 5, game besutan Atlus yang dirilis secara global pada tahun 2017 untuk PlayStation 4, adalah satu dari sedikit RPG modern yang sukses memadukan gameplay strategis, cerita mendalam, dan estetika artistik khas anime Jepang. Berbeda dari JRPG kebanyakan, Persona 5 menyentuh tema berat seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan identitas remaja, namun dikemas dalam tampilan yang penuh gaya dan warna.
Sejak pertama kali dirilis, game ini mendapat sambutan luar biasa dari para kritikus dan komunitas global, bahkan memenangkan berbagai penghargaan termasuk Best Role-Playing Game di The Game Awards 2017. Mari kita telaah lebih jauh mengapa Persona 5 begitu spesial di mata gamer dan bagaimana ia meninggalkan jejak dalam genre RPG.
Jalan Cerita: Dari Siswa Biasa Menjadi Phantom Thief
Pemain mengendalikan seorang siswa SMA yang baru pindah ke Tokyo setelah dituduh melakukan tindak kriminal yang sebenarnya tidak ia lakukan. Di sekolah barunya, ia menjalani kehidupan ganda—di siang hari sebagai murid biasa, dan di malam hari sebagai bagian dari kelompok rahasia Phantom Thieves of Hearts, sekelompok remaja yang menyusup ke alam bawah sadar para penjahat untuk "mencuri hati" dan mengubah mereka menjadi orang baik.
Konsep unik ini membawa pemain ke dalam dunia Metaverse, dimensi lain tempat tersembunyinya niat jahat manusia. Setiap “dungeon” dalam game ini merepresentasikan istana mental pelaku kriminal—mulai dari guru yang menyalahgunakan murid, pengusaha korup, hingga politisi licik.
Cerita Persona 5 berkembang dari satu kasus ke kasus lain, dengan benang merah menyatukan semuanya dalam konspirasi besar tentang kekuasaan, pengkhianatan, dan harapan. Penulisan naskah yang matang serta pengembangan karakter yang realistis membuat pemain merasa benar-benar terlibat emosional.
Gameplay: Kombinasi RPG Klasik dan Simulasi Kehidupan
Persona 5 membagi gameplay-nya menjadi dua elemen besar: eksplorasi dungeon dan simulasi kehidupan harian. Pada bagian dungeon, pemain bertarung menggunakan sistem turn-based yang mengedepankan strategi kombinasi elemen, serangan ambush, dan pemanfaatan "Persona"—makhluk spiritual hasil manifestasi kepribadian karakter.
Sistem ini sangat mendalam namun tetap mudah dipahami. Setiap musuh memiliki kelemahan tertentu, dan jika pemain berhasil mengeksploitasinya, ia bisa mendapatkan giliran tambahan atau memulai negosiasi ala Shin Megami Tensei untuk merekrut musuh sebagai Persona baru.
Di luar dungeon, pemain bisa menjalani aktivitas sehari-hari seperti:
- Belajar di kelas
- Bekerja paruh waktu
- Menjalin hubungan sosial (Confidant System)
- Menjelajahi Tokyo modern (Shibuya, Akihabara, dan lainnya)
Kegiatan ini berpengaruh pada perkembangan karakter, membuka skill baru, dan bahkan memberikan manfaat dalam pertempuran.
Visual dan Audio: Identitas Artistik Persona 5
Salah satu aspek paling menonjol dari Persona 5 adalah gaya visualnya yang tajam dan unik. Desain menu yang hidup, transisi adegan yang penuh animasi, hingga kombinasi warna merah-hitam-putih menjadikan game ini tampil beda dari RPG konvensional. Banyak gamer dan kritikus menyebutnya sebagai “game dengan UI terbaik sepanjang masa.”
Soundtrack buatan Shoji Meguro juga layak mendapat pujian tinggi. Lagu-lagu seperti "Wake Up, Get Up, Get Out There", "Life Will Change", dan "Last Surprise" menjadi ikon tersendiri. Musik dalam game ini tak hanya menjadi latar, tapi turut membentuk atmosfer yang mendalam—baik saat bertarung, menjelajah kota, maupun menyelami sisi psikologis karakter.
Karakter: Penuh Warna dan Lapisan Emosi
Persona 5 memiliki jajaran karakter yang kuat dan beragam. Setiap anggota Phantom Thieves memiliki latar belakang personal yang kompleks. Misalnya:
- Ryuji Sakamoto, si mantan atlet yang kehilangan segalanya karena ulah guru tiran.
- Ann Takamaki, gadis berdarah campuran yang menjadi korban perundungan dan pelecehan.
- Yusuke Kitagawa, seniman eksentrik yang berusaha keluar dari eksploitasi mentornya.
Pemain bisa membangun hubungan dengan mereka, mengenal motivasi di balik tindakan mereka, bahkan membantu mereka menghadapi trauma masa lalu.
Selain Phantom Thieves, terdapat juga banyak karakter pendukung yang bisa dijadikan “Confidant” untuk mendapatkan skill khusus. Hubungan yang dibangun dengan mereka bukan hanya berdampak pada gameplay, tapi juga memperkaya nuansa cerita dan nilai-nilai sosial yang ditawarkan game ini.
Versi Royal: Penyempurnaan yang Patut Dicoba
Pada tahun 2020, Atlus merilis Persona 5 Royal, versi upgrade dari game asli yang menambahkan banyak fitur baru, termasuk karakter baru (Kasumi Yoshizawa), semester ketiga di sekolah, ending baru, serta dungeon tambahan. Versi ini juga memperbaiki pacing cerita dan sistem battle agar lebih seimbang.
Persona 5 Royal mendapat pujian luas dan dinilai sebagai versi terbaik dari game ini. Jika kamu belum pernah memainkan P5 sebelumnya, Royal adalah tempat terbaik untuk memulai.
Dampak Budaya dan Penerimaan Global
Persona 5 bukan hanya sukses secara penjualan (lebih dari 9 juta kopi terjual secara global untuk seluruh seri), tetapi juga menempatkan seri Shin Megami Tensei di peta dunia secara lebih luas. Game ini melampaui batas niche JRPG dan menarik perhatian gamer mainstream, bahkan mereka yang biasanya tidak memainkan RPG berbasis giliran.
Adaptasi anime, manga, hingga merchandise resmi semakin memperkuat popularitas Persona 5. Bahkan Joker, sang protagonis utama, dipilih menjadi karakter DLC dalam Super Smash Bros. Ultimate, memperlihatkan dampaknya yang melampaui genre asalnya.
Persona 5 adalah sebuah pengalaman. Ia tidak hanya menawarkan pertarungan seru dan cerita menarik, tapi juga refleksi sosial mengenai dunia nyata. Dengan visual yang artistik, karakter yang kuat, sistem gameplay mendalam, dan pesan moral yang menyentuh, game ini layak mendapat semua pujian yang diterimanya.
Bagi pecinta RPG, Persona 5 adalah sebuah mahakarya yang wajib dimainkan. Dan bagi gamer baru yang penasaran dengan narasi kuat dan gaya presentasi yang tidak biasa, Persona 5 adalah pintu masuk sempurna ke dunia JRPG modern yang menghibur sekaligus menggugah pikiran.